Berita  

Masjid Tertua di Gaza Mengalami Kerusakan Berat Akibat Serangan Israel

Sudah dua bulan berlalu sejak serangan terhadap Israel oleh kelompok militan Palestina Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan warga negara asing — sebagian besar warga sipil, di antaranya ratusan anak muda yang dibantai saat menghadiri festival musik.

Sejak itu, lebih dari 240 sandera diculik dan dibawa ke Gaza, di mana mereka dilaporkan menderita dalam kondisi yang sangat buruk.

“Namun sudah hampir dua bulan sejak dimulainya kampanye Israel, tidak hanya untuk membela diri melawan Hamas dan kelompok bersenjata, tetapi juga (serangan) terhadap seluruh penduduk Gaza,” kata Christian Lindmeier, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia WHO, dalam pernyataan yang sangat blak-blakan seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (9/12).

Berbicara pada hari Jumat (8/12) di Jenewa, Lindmeier menuduh Israel melakukan “kampanye terhadap warga sipil yang tidak bersalah – perempuan, anak-anak dan laki-laki yang telah menjadi sasaran sejak dua bulan terakhir.”

“Hal ini memutus jalur Gaza dari air, makanan, dan apa pun yang diperlukan (warga Gaza) untuk hidup,” katanya, seraya mencatat bahwa kondisi jutaan orang yang terpaksa mengungsi ke wilayah yang semakin kecil dan penuh sesak di wilayah selatan, di tempat yang dulunya merupakan wilayah yang sangat padat penduduknya yang disebut zona aman, menjadi “semakin hari semakin mengerikan”.

Ketika kampanye pengeboman Israel terhadap Hamas di Gaza memakan banyak korban jiwa dan semakin langkanya barang-barang kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, tuntutan internasional untuk menghentikan pertempuran di wilayah Palestina yang terkepung semakin menggema.

Exit mobile version