Sebelum pemungutan suara, Kementerian Dalam Negeri, yang mengawasi kepolisian, telah mengerahkan ribuan tentara di seluruh negeri untuk mengamankan pemilu. Lebih dari 67 juta orang memiliki hak pilih, dan pihak berwenang berharap partisipasi pemilih yang tinggi akan memberikan legitimasi bagi pemilu.
Sebagai seorang perwira militer, el-Sisi pertama kali terpilih sebagai presiden pada pertengahan tahun 2014. Setahun sebelumnya, sebagai Menteri Pertahanan, dia memimpin kudeta militer terhadap Mohamed Morsi.
El-Sisi kemudian terpilih kembali pada tahun 2018 untuk masa jabatan kedua selama empat tahun. Dia hanya dihadapkan dengan satu penantang, seorang politikus yang kurang dikenal yang ikut bersaing pada menit-menit terakhir agar pemerintah tidak merasa malu karena hanya ada satu kandidat yang terpilih setelah beberapa kandidat dipaksa keluar atau ditangkap.
Pada tahun 2019, amendemen konstitusi disahkan melalui referendum umum, menambah dua tahun masa jabatan kedua El-Sisi, dan memungkinkannya untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga selama enam tahun.
Di bawah kepemimpinan El-Sisi, pihak berwenang telah menindak tegas terhadap perbedaan pendapat. Ribuan pengkritik pemerintah telah dibungkam atau dipenjara, termasuk banyak yang terlibat dalam pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan Hosni Mubarak.
Perekonomian juga menjadi masalah bagi pemerintahan El-Sisi yang memulai program reformasi ambisius pada tahun 2016. Program tersebut, yang didukung oleh Dana Moneter Internasional (IMF), bertujuan untuk memperbaiki distorsi yang telah lama terjadi dalam perekonomian yang terpuruk.
Program tersebut mencakup pemotongan subsidi dan flotasi mata uang lokal. Sebagai imbalannya, Mesir menerima sejumlah pinjaman dari IMF dan mendapatkan pengakuan dari Barat.
Namun, langkah-langkah penghematan tersebut membuat harga-harga melonjak, sehingga memengaruhi masyarakat Mesir secara signifikan.
Selain itu, perang di Ukraina juga menambah beban karena Mesir kehabisan mata uang asing yang diperlukan untuk impor kebutuhan pokok seperti bahan bakar dan biji-bijian. Mesir merupakan importir gandum terbesar di dunia dan secara tradisional mengimpor sebagian besar gandumnya dari Ukraina dan Rusia.