Ketika suhu global meningkat, pohon-pohon di daerah yang lebih dingin mendapatkan keuntungan dari musim tanam yang lebih panjang. Musim tanam yang lebih lama menghasilkan pertumbuhan kayu yang lebih cepat, dan akibatnya meningkatkan produksi kayu secara keseluruhan.
Namun, riset menunjukkan bahwa musim tanam yang memanjang juga berdampak negatif pada kualitas kayu. Kayu yang dihasilkan menjadi lebih rapuh, membuat struktur pohon menjadi lebih lemah dan meningkatkan risiko patah.
Melansir dari The Conversation, Kamis (21/12/2023), para ilmuwan ekologi hutan, yang ahli dalam anatomi dan pertumbuhan kayu, menjelaskan penelitian terbaru yang mencoba meramalkan masa depan hutan. Mereka menganalisis bagaimana perubahan musim tanam dapat mempengaruhi karakteristik kayu yang dihasilkan dan membahas implikasinya bagi ekosistem hutan.
Apa itu kayu?
Kayu adalah hasil akumulasi dari sel-sel xilem yang terus berkembang di dalam pohon. Fungsinya adalah untuk mendukung pohon secara mekanik dan mengangkut zat-zat seperti getah dalam batang, cabang, dan daun.
Setiap tahun, pohon membentuk lingkaran pertumbuhan, yang terjadi selama musim tanam di wilayah beriklim sedang dan boreal, dimulai dari musim semi hingga musim gugur. Ketebalan setiap lingkaran pertumbuhan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk karakteristik alami pohon (seperti jenis pohon dan faktor genetiknya) serta faktor lingkungan (seperti jenis tanah, paparan sinar matahari, iklim, dan persaingan dengan pohon lain di sekitarnya).
Pada beberapa spesies, seperti pohon cemara, lingkaran pertumbuhan memiliki dua bagian yang mudah dibedakan satu sama lain. Ini karena sel-sel pohon menghasilkan dua jenis kayu yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda selama musim tanam.
Pada musim semi, pohon menghasilkan banyak sel besar dengan dinding tipis yang berwarna terang. Bagian ini disebut earlywood. Ketika musim panas berakhir, pertumbuhan pohon melambat. Sel-selnya menjadi lebih kecil, tetapi dinding selnya menjadi lebih tebal. Bagian ini disebut latewood dan memiliki warna yang lebih gelap dalam lingkaran pertumbuhan.
Sifat-sifat sel-sel kayu memiliki signifikansi besar dalam konteks ekologi dan ekonomi. Pertama-tama, dinding sel kayu berfungsi sebagai tempat penyimpanan karbon yang berasal dari atmosfer dan diambil oleh pohon.
Oleh karena itu, semakin tebal dinding sel kayu, semakin banyak karbon yang disimpan oleh pohon. Kedua, perbandingan antara jumlah sel kayu awal dan sel kayu akhir mempengaruhi kepadatan kayu, yang pada gilirannya memengaruhi potensi penggunaan dan nilai material kayu tersebut.