Republik Ceko menyatakan Sabtu (23/12/2023) sebagai hari berkabung nasional setelah negara itu diguncang penembakan massal pada Kamis (21/12), yang dilakukan seorang mahasiswa berusia 24 tahun. Peristiwa yang terjadi di Universitas Charles di Praha tersebut menewaskan 14 orang dan melukai 25 lainnya. Pemerintah mengajak warga Ceko mengheningkan cipta selama satu menit pada tengah hari, sementara lonceng-lonceng gereja dibunyikan di seluruh negeri dan bendera di gedung-gedung publik dikibarkan setengah tiang.
Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala mengatakan, “Sulit menemukan kata-kata untuk mengungkapkan kecaman di satu sisi dan di lain sisi, rasa sakit dan kesedihan yang dirasakan seluruh masyarakat kita pada hari-hari menjelang Natal ini.” Tragedi tersebut dilabeli sebagai penembakan massal terburuk dalam sejarah Republik Ceko, sejak kemerdekaannya pada tahun 1993.
Melansir The Guardian, pihak berwenang menyatakan bahwa tiga warga negara asing, yakni dua dari Uni Emirat Arab dan satu dari Belanda, termasuk di antara 25 orang yang terluka. Kepala Polisi Praha Martin Vondrasek pada Kamis menggambarkan penembakan massal itu sebagai serangan kekerasan yang direncanakan.
Badan penegak hukum pada Jumat (22/12) mengonfirmasi nama tersangka sebagai David K. Media lokal mengidentifikasinya sebagai David Kozak, mahasiswa Fakultas Seni di Universitas Charles. Vondrasek menuturkan tersangka diyakini pertama kali membunuh ayahnya, yang mayatnya ditemukan di rumahnya di sebuah kota di sebelah barat Praha (Hostoun), dan kemudian melanjutkan serangannya di kampus. Setelah menemukan jasad ayahnya, polisi kemudian mencari tersangka. Kepada seorang temannya, tersangka mengatakan akan bunuh diri di Praha.
Tersangka, ungkap Vondrasek, merupakan siswa berprestasi dan tidak memiliki catatan kriminal. Dia menembak dirinya sendiri saat dihadang petugas. “Penyerang terinspirasi oleh peristiwa mengerikan serupa di luar negeri (Rusia),” tutur Vondrasek, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Vondrasek menambahkan tersangka memiliki gudang senjata dan amunisi yang sangat banyak.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Republik Ceko Vit Rakusan menekankan tidak ada indikasi penembakan massal di Universitas Charles ada hubungannya dengan terorisme internasional. Rakusan mengonfirmasi bahwa polisi akan menjaga lokasi tertentu, termasuk sekolah, setidaknya hingga 1 Januari. Polisi membenarkan mereka memiliki informasi yang relevan bahwa tersangka juga terlibat dalam dua pembunuhan terpisah terhadap seorang pria dan putrinya yang berusia dua bulan di timur Praha pada 15 Desember. “Analisis balistik membuktikan bahwa senjata yang digunakan di … hutan IDENTIK dengan senjata yang ditemukan di rumah pria bersenjata di universitas tersebut,” kata polisi via platform X alias Twitter.