Rohingya semakin menghadapi penolakan di Provinsi Aceh, termasuk dari kalangan mahasiswa. Sejak November, sudah ada lebih dari seribu pengungsi Rohingya tiba di Provinsi Syariah tersebut.
Pada hari Rabu (27/12/2023), para mahasiswa datang dengan spanduk bertuliskan “Tolak Rohingya” di depan parlemen daerah Aceh. Aksi tersebut merupakan aksi bersama dari beberapa perguruan tinggi, termasuk Universitas Abulyatama, Universitas Bina Bangsa Getsempena, dan Universitas Muhammadiyah.
Para mahasiswa berargumen bahwa kondisi di Indonesia sudah sulit tanpa adanya kedatangan pengungsi Rohingya. Beberapa tahun sebelumnya, masyarakat Aceh lebih ramah terhadap Rohingya yang juga beragama Islam, namun belakangan ada keluhan terhadap perilaku mereka di provinsi tersebut.
Minggu lalu, warga setempat di Kabupaten Pidie di Aceh mengepung tenda-tenda orang Rohingya dan menuntut agar mereka direlokasi. Di sisi lain, beberapa pengungsi Rohingya melakukan mogok lapar dan menuntut akomodasi yang lebih baik.
Pemerintah Indonesia telah menyelidiki dugaan penyelundupan manusia yang membawa orang Rohingya ke Indonesia. Polisi mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi kasus penyelundupan manusia, namun bukan perdagangan manusia. Setidaknya satu orang Indonesia telah ditangkap.
Orang-orang Rohingya telah dianiaya di Myanmar, negara anggota ASEAN, dan mereka dipindahkan ke Bangladesh. ASEAN tidak mampu menghentikan penganiayaan di Myanmar.
Saat ini, Myanmar berada di bawah kendali junta militer setelah kudeta militer 2021. ASEAN pun gagal menghentikan kekerasan di bawah pemerintahan junta hingga China ikut campur dan mendirikan gencatan senjata antara junta dan kelompok bersenjata.
