portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Jurnalis Israel Mendukung 150 Ribu Orang Gaza Tetap Hidup Selama Invasi Hari Pertama

Jurnalis Israel Mendukung 150 Ribu Orang Gaza Tetap Hidup Selama Invasi Hari Pertama

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dia sedang berupaya menemukan negara-negara yang siap “menyerap” warga Palestina dari Jalur Gaza.

Surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa Netanyahu mengucapkan hal tersebut dalam pertemuan Partai Likud pada Senin (25/12).
“Masalah kita adalah negara-negara yang siap menyerap mereka dan kami sedang berupaya mengatasinya,” kata Netanyahu, seperti dilaporkan Middle East Eye, Rabu (27/12).
“Dunia sudah mendiskusikan kemungkinan imigrasi sukarela.”

Netanyahu juga menambahkan, “Sebuah tim harus dibentuk untuk memastikan mereka yang ingin meninggalkan Gaza ke negara ketiga dapat melakukannya. Hal ini perlu diselesaikan. Hal ini memiliki dampak strategis penting pasca perang.”

Ucapannya sejalan dengan pernyataan tokoh senior Partai Likud lainnya. Mantan menteri dari Partai Likud Danny Danon, misalnya, secara terbuka menyerukan negara-negara Barat untuk menerima pengungsi dari Gaza.

Warga Palestina telah lama mengatakan bahwa serangan Israel saat ini ke Jalur Gaza bertujuan mengusir mereka secara permanen. Sebuah kemungkinan yang mengingatkan kita pada Nakba tahun 1948, ketika milisi Zionis mengusir lebih dari 700.000 warga Palestina dari tanah air mereka untuk memberi jalan bagi berdirinya Israel.

Strategi militer Israel juga diyakini bertujuan membuat Gaza tidak dapat dihuni dengan menghancurkan apa pun yang menopang kehidupan, dengan harapan bahwa warga Palestina akan “secara sukarela” meninggalkan wilayah tersebut.

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan negara-negara Timur Tengah pada khususnya telah menolak pembersihan etnis secara paksa di Jalur Gaza, namun Israel telah melanggar garis merah yang ditetapkan oleh negara-negara tersebut sebelumnya dengan dampak yang kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

Kemungkinan tujuan eksodus tersebut mencakup Mesir, Yordania, dan negara-negara Barat. Namun, Mesir dan Yordania dengan tegas menolak menerima warga Palestina di perbatasan mereka.

Exit mobile version