Ratusan Orang Tewas Akibat Ledakan di Dekat Makam Jenderal Qasem Soleimani
Liputan6.com, Jakarta – Ratusan orang dilaporkan berjalan menuju makam Jenderal Qasem Soleimani pada Rabu 3 Januari 2024, sebagai bagian dari upacara untuk memperingati Jenderal Soleimani yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di negara tetangga Irak pada tahun 2020. Namun tiba-tiba terjadi ledakan di dekat pemakaman.
Setidaknya 84 orang tewas akibat dua pemboman di dekat makam jenderal Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani pada peringatan empat tahun pembunuhannya.
Pada hari Rabu, pihak berwenang sejatinya menyebutkan jumlah korban tewas akibat ledakan bom itu sebanyak 103 orang dan jumlah korban luka sebanyak 140 orang. Namun kemudian Kepala Organisasi Darurat Medis di Kerman, Sayyed Mohammad Saberi, berbicara kepada TV pemerintah pada Kamis (4/1/2024), mengkonfirmasi revisi jumlah korban tewas dari 103 menjadi 84.
Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran di Indonesia mengutuk keras tindakan terorisme yang keji dan pengecut yang mengakibatkan sejumlah warga negara Iran mati syahid atau terluka di Provinsi Kerman, Iran, yang merupakan tempat kelahiran dan makam Jenderal Qasem Soleimani; sang pahlawan nasional dan internasional dalam perang melawan terorisme.
“Tindakan kejahatan dan teroris ini menunjukkan betapa besarnya kejahatan dan kekejaman musuh-musuh bangsa Iran dimana mereka dengan pendekatan kekerasan dan kejahatan mencoba untuk mengincar harapan palsu mereka yaitu dapat keluar dari krisis yang mereka buat sendiri,” demikian pernyataan Kedubes Iran di Indonesia dalam keterangan tertulisnya.
“Tidak diragukan lagi, para musuh Iran dengan melakukan kejahatan keji terhadap warga negara kami, telah memperkuat persatuan masyarakat Iran dengan cita-cita Mayjen Soleimani serta memperkuat solidaritas bangsa besar Iran. Hal ini pun telah memperdalam permusuhan dan kebencian pihak musuh terhadap kami,” sambung pihak kedubes Iran.
Dalam pernyataannya, pihak kedubes mengatakan Republik Islam Iran akan menggunakan seluruh kapasitas diplomatik, politik, hukum dan internasionalnya untuk mengutuk serangan teroris yang penuh kebencian di seluruh dunia dan mengadili para pelaku dan pihak-pihak yang menjadi otak (Intellectual Actors) di balik serangan tersebut.