Menghadapi kritik, Prabowo Subianto mengatakan bahwa bahasanya dipengaruhi oleh latar belakangnya sebagai seorang prajurit. Menteri Pertahanan juga mengakui bahwa ada orang yang membujuknya untuk meredakan retorikanya dan menghindari perdebatan yang provokatif.
“Memang, saya tidak terlalu pandai berbicara. Saya paham. Memang ada yang bilang saya hanya bisa berdansa di sekitar,” kata Prabowo. “Saya, sudah lama, berbicara apa adanya. Ingin saya selalu berbicara dengan sopan? Atau saya berbicara seperti politisi? Atau saya berbicara seperti akademisi yang pandai dalam teori, pandai dalam teori tapi salah?”
Tarian mengacu pada tarian “gemoy” Prabowo yang viral di media sosial. Akademisi mungkin merujuk kepada Anies Baswedan yang berasal dari latar belakang akademis.
“Prabowo adalah mantan prajurit, jadi bahasanya biasanya seperti itu,” jelas Prabowo.
Namun, Jusuf Kalla memperingatkan bahwa sebuah negara seharusnya tidak dipimpin oleh seseorang yang pemarah.
“Banyak hal dalam urusan negara,” kata JK. “Tentu seorang pemimpin seharusnya tidak emosional.”
Dalam pemilihan 2019, video Prabowo juga viral ketika dia memukul podium selama rapat umum.
Prabowo dan Jusuf Kalla sebelumnya pernah bekerja sama dalam kabinet pertama Presiden Joko Widodo.
