Sejak Tahun Baru 2024, Israel telah mengumumkan fase baru dalam konflik tersebut, dengan menyatakan bahwa mereka akan memulai penarikan pasukan mereka dari bagian utara Jalur Gaza, di mana pasukan mereka dikerahkan tiga minggu setelah serangan militan di bagian selatan Israel.
Pertempuran sporadis terus berlanjut di wilayah utara dan meningkat di wilayah selatan, di mana Israel meluaskan kampanye serangan darat mereka untuk memberantas para militan pada bulan Desember 2023 dan di mana sebagian besar warga Gaza mencari perlindungan atas saran Israel.
Kantor Kemanusiaan PBB mengatakan pihak berwenang Israel menghalangi upaya mereka untuk membantu orang-orang yang tinggal di wilayah utara karena takut para militan akan menyita pasokan.
“Kami terus menerima penolakan sistematis dari pihak Israel terhadap upaya kami untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Andrea De Domenico, kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Wilayah Pendudukan Palestina.
“Mereka terutama sistematis dalam hal tidak mengizinkan kami untuk mendukung rumah sakit, dan ini adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi, dan bagi saya, di luar pemahaman,” kata Andrea De Domenico.
Israel mengatakan bahwa mereka tidak memblokir bantuan dan menyalahkan penundaan tersebut pada masalah logistik yang dilaporkan oleh PBB dan badan bantuan lainnya. Pejabat bantuan menyatakan bahwa warga Gaza berada di ambang kelaparan dan menderita penyakit akibat kurangnya air bersih dan sanitasi sebagai dampak dari meluasnya serangan bom.
