Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menggunakan kecerdasan buatan untuk kampanye dari penjara. Hukuman penjara tiga tahunnya telah ditangguhkan, namun ia masih berada di dalam penjara. Partai Pakistan Tehreek-e Insaf (PTI) yang dipimpin Khan menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat klip audio “kampanye virtual” dari pidato yang ditulisnya dari dalam penjara.
Namun, adanya gangguan saat memutar klip audio tersebut dengan gambar yang dihasilkan kecerdasan buatan. NetBlocks, pemantau jaringan global, mengatakan gangguan streaming tersebut konsisten dengan upaya sebelumnya untuk menyensor Khan.
Tiruan suara Khan mengatakan bahwa partainya tidak diizinkan untuk menggelar kampanye dan ia mendesak pendukungnya untuk memenangkan pemilu yang dijadwalkan pada 8 Februari 2024.
Gangguan streaming tersebut telah menimbulkan kekhawatiran mengenai transparansi seputar pemilu mendatang, di mana pengguna internet mengeluhkan kecepatan internet yang lambat dan pembatasan.
Partai PTI mengatakan kampanye virtual tersebut telah ditonton oleh enam juta orang di YouTube, X alias Twitter, dan Facebook. Penasihat media PTI, Zulfiqar Bukhari, menyatakan partai telah mengalami tindakan keras besar-besaran karena Khan dilarang terlibat dalam kegiatan publik atau politik.
Menurut Bukhari, pemerintah sementara melakukan tindakan seperti memperlambat internet di seluruh negeri dalam upaya mengurangi jangkauan demonstrasi politik secara online.
