Juru bicara Biro Imigrasi membantah klaim bahwa penolakan masuk ke Thailand disebabkan oleh kurangnya uang tunai, dan menyatakan bahwa sebagian besar penolakan terkait dengan kegagalan dalam menunjukkan rencana perjalanan dan pemesanan kamar. Beberapa individu bahkan menggunakan dokumen pemesanan kamar palsu. Juru bicara Biro Imigrasi menyoroti kekhawatiran tentang warga negara Indonesia yang ditipu masuk Thailand untuk bekerja di geng penipuan call center.
“KBRI mengucapkan terima kasih kepada petugas imigrasi yang berbasis di Bandara Don Mueang atas bantuan dalam menyaring WNI,” kata Mayjen Pol Choengron. Pejabat imigrasi selalu siap menyambut wisatawan Indonesia, tambahnya.
Sebelumnya, KBRI di Bangkok merilis beberapa imbauan melalui unggahan Instagram-nya, Kamis, 15 Februari 2024. “Imbauan untuk WNI yang akan berkunjung ke Thailand. Mari disimak!” tulis pihaknya sebagai keterangan. KBRI Bangkok menambahkan, “Berdasarkan ketentuan Imigrasi Thailand, WNA yang melakukan kunjungan singkat dengan bebas visa ke Thailand perlu menunjukkan bukti kemampuan finansial untuk menunjang hidup selama berada di Thailand.”
Merujuk aturan tersebut, wisatawan Indonesia yang akan berlibur di Thailand diimbau untuk memiliki masa berlaku paspor paling sedikit enam bulan, bukti tiket pulang, bukti pemesanan akomodasi/hotel selama berada di Thailand, dan bukti finansial untuk dapat menunjang biaya hidup selama berada di Thailand antara lain dengan membawa uang tunai yang cukup.
KBRI Bangkok menegaskan bahwa pemberian izin atau penolakan masuk ke Thailand sepenuhnya merupakan wewenang petugas Imigrasi Thailand. Untuk informasi tambahan, imbauan ini dikeluarkan mengingat semakin seringnya KBRI Bangkok menerima pengaduan dari WNI yang tak diperkenankan masuk ke Thailand karena “tidak dapat menunjukkan dokumen dan bukti-bukti tersebut pada petugas imigrasi saat random check.”
Sebelumnya juga beredar kabar bahwa pihak Thailand menerapkan ketentuan untuk membawa sejumlah uang tunai saat memasuki negaranya.
