Bali adalah salah satu pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya dan struktur geografisnya sebagai destinasi wisata dunia. Selain keindahan alam, Pulau Dewata juga dikenal sebagai produsen biji kopi arabika terbaik.
Di daerah dekat Gunung Batur, tepatnya di Kecamatan Kintamani, terdapat perkebunan kopi lokal yang menggunakan metode penanaman tradisional.
Kopi arabika dari Pulau Dewata ini memiliki cita rasa dan aroma yang cenderung citrusy yang segar dengan hint chocolaty, karamel, atau brown sugar.
Kopi Kintamani ini juga tidak memiliki cita rasa atau aroma rempah-rempah yang khas dari jenis kopi lainnya di Indonesia. Hal ini berkat proses penanaman yang unik.
Sementara itu, tingkat keasaman kopinya cenderung sedang dan tidak terlalu pahit dengan rasa jeruk. Hal ini membuat Kopi Kintamani disukai. Selain itu, kopi ini juga memiliki kadar kafein yang tidak terlalu tinggi.
Kopi Kintamani ditanam di ketinggian 900-1000 meter di atas permukaan laut di dekat Gunung Batur. Sesuai dengan filosofi “Tri Hita Karana” yang masih dijaga hingga saat ini, semua proses penanaman dan panen dilakukan secara alami dan tradisional. “Tri Hita Karana” sendiri berarti tiga penyebab kebahagiaan.
Salah satu filosofi tersebut adalah menjaga keseimbangan alam. Perkebunan kopi Kintamani menjaga keseimbangan alam dengan menggunakan sistem irigasi subak, pupuk organik, dan tanpa pestisida. Selain itu, pohon kopi ditanam bersamaan dengan pohon jeruk atau sayuran.
“Rasa dan aroma Kopi Kintamani ini cenderung citrusy, hal ini karena proses penanamannya yang unik dan tidak biasa,” kata ketua kelompok petani Kopi Arabika Langit Bali, Wayan Sukadana Yasa, saat acara penyerahan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) oleh PT Askrindo kepada petani setempat, Kamis (22/2/2024).
