Meskipun ada tekanan besar dari Amerika Serikat (AS), Israel menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan serangan ke Kota Rafah, tempat lebih dari 1 juta pengungsi mencari perlindungan. Israel bersikeras bahwa mereka tidak bisa memenangkan perang tanpa menyerang Rafah untuk memberantas Hamas.
Tank-tank Israel telah mengontrol jalan utama yang memisahkan bagian timur dan barat Rafah, yang efektifnya mengepung bagian timur kota tersebut dalam serangan yang menyebabkan AS menunda pengiriman sejumlah bantuan militer.
Gedung Putih menyatakan bahwa mereka mengawasi perkembangan ini dengan penuh keprihatinan, namun operasi Israel disebutkan terlokalisir di sekitar penyeberangan Rafah yang ditutup dan tidak mencerminkan invasi skala besar.
“Kami sekali lagi menekankan kepada Israel untuk segera membuka penyeberangan tersebut demi bantuan kemanusiaan,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.
Kirby menyatakan bahwa berakhirnya perundingan yang dimediasi oleh Direktur CIA William Burns sangat disesalkan, namun AS yakin bahwa perbedaan pendapat tersebut dapat diatasi.
