Sekretaris Jenderal PBB kembali menegaskan bahwa merekalah yang paling sedikit berkontribusi terhadap krisis iklim yang menderita. Terutama negara-negara miskin di Afrika dan negara kepulauan kecil. Negara-negara G20 menghasilkan 80% emisi dunia.
Menurutnya, sangat memalukan bahwa yang paling rentan harus berjuang mati-matian menghadapi krisis iklim yang bukan mereka ciptakan. Perbedaan antara 1,5 derajat dan 2 derajat dapat berarti kelangsungan hidup atau kepunahan bagi beberapa negara kepulauan kecil dan masyarakat pesisir.
Pemanasan global telah merusak lautan, terumbu karang, ekosistem laut, dan mencairnya es laut. Bencana terkait iklim semakin sering terjadi.
Sekretaris Jenderal PBB menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak pembiayaan dan dukungan teknis dari negara-negara kaya untuk mengurangi dampak iklim dan berinvestasi pada energi terbarukan bagi negara-negara berpenghasilan rendah. Sistem peringatan dini global juga harus tersedia pada tahun 2027, untuk melindungi semua orang dari cuaca, air, dan iklim yang berbahaya.
Dia mendorong warga agar terus membuat suara mereka didengar dan menekankan bahwa saatnya para pemimpin memutuskan di pihak siapa mereka berada. Sekarang adalah waktu untuk bertindak dan menyampaikan, sebagai momen kebenaran kita.