Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang Operasi Pasukan Perdamaian Jean-Pierre Francois Renaud Lacroix memuji pasukan penjaga perdamaian Indonesia atas dedikasi yang selama ini telah dilakukan untuk dunia.
Lacroix menyebut selama ini pasukan penjaga perdamaian PBB dari Indonesia memberikan kontribusi besar dalam menjaga stabilitas di sejumlah negara. Pasukan penjaga perdamaian Indonesia melindungi warga sipil dari kekerasan dan sejumlah situasi, seperti konflik.
“Pasukan penjaga perdamaian Indonesia melindungi warga sipil dari kekerasan dan melindungi 1000-an orang setiap harinya,” kata Lacroix dalam wawancara bersama Liputan6 SCTV pada Rabu (10/7/2024).
“Contoh lainnya, pasukan penjaga perdamaian Indonesia juga berkontribusi membangun jalan dan memberi dampak bagi masyarakat di Lebanon.”
“Saat ini mereka sedang mengalami situasi yang sulit karena ada permusuhan antara Lebanon dan Israel.”
Namun Lacroix meyakini bahwa tugas pasukan penjaga perdamaian tersebut memainkan peran penting karena mereka adalah satu-satunya penghubung antara kedua pihak yang berkonflik.
“Peran mereka adalah untuk mengurangi dampak kekerasan, juga membantu penduduk yang terkena dampak. Kerja mereka membuat perbedaan besar,” kata Lacroix.
Dikutip dari laman Kemlu.go.id, kontribusi Indonesia pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB dimulai pada tahun 1957, saat Indonesia mengirimkan 559 personel infantri sebagai bagian dari United Nations Emergency Force (UNEF) di Sinai.
Pengiriman tersebut diikuti dengan kontribusi 1.074 personel infantri (1960) dan 3.457 personel infantri (1962), sebagai bagian dari United Nations Operation in the Congo (ONUC) di Republik Kongo.
Saat ini, jumlah personel Indonesia yang tengah bertugas dalam berbagai MPP PBB adalah sejumlah 3.544 personel (termasuk 94 personel perempuan), dan menempatkan Indonesia di urutan ke-7 dari 124 Troops/Police Contributing Countries (T/PCC).
Personel dan Pasukan Kontingen Garuda tersebut bertugas di 8 (delapan) MPP PBB, yaitu UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur, Sudan), MINUSCA (Republik Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), UNMISS (Sudan Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).