portalberitamerdeka.co portal update harian berita tentang kriminal, artis, trend, olahraga, geopolitik, partai gerindra, prabowo subianto
Berita  

Joe Biden Mengundurkan Diri dari Pilpres AS 2024, Berganti Strategi Partai Demokrat dan Republik?

Joe Biden Mengundurkan Diri dari Pilpres AS 2024, Berganti Strategi Partai Demokrat dan Republik?

Liputan6.com, Jakarta – ‘Drama’ menjelang pemilihan presiden AS 2024 sedang menjadi sorotan. Debat perdana antara Donald Trump dan Joe Biden – yang dinilai tidak maksimal dan memicu kekecewaan – pada 27 Juni 2024 menjadi awal dari hal tersebut.

Insiden penembakan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump saat kampanye Pilpres AS di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (13/7) juga menjadi perhatian. Telinga Trump terluka dan menjadi tren perban di antara pengikutnya.

Kemudian, melalui sebuah surat yang dibagikan pada Minggu (21/7) sore, Presiden AS Joe Biden mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden Partai Demokrat tahun 2024. Dalam kata lain, ia mundur dari bursa capres menuju Pemilu AS 2024, menandai akhir dari karir politiknya yang panjang.

Pengumuman ini dilakukan empat bulan sebelum pemilihan demokrasi AS berlangsung pada 5 November mendatang. Joe Biden telah membalikkan keadaan menjelang pemilu AS 2024. Setelah bersikeras sebelumnya bahwa dia akan tetap menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, dia akhirnya menyerah kepada tekanan dan memutuskan untuk keluar dari pencalonan presiden AS untuk periode kedua.

“Dengan penuh kehormatan, saya menyatakan bahwa saya mengundurkan diri dari pencalonan presiden AS. Saya yakin bahwa untuk kepentingan terbaik partai dan negara ini, saya harus fokus pada memenuhi tugas saya sebagai presiden selama sisa masa jabatan,” demikian potongan surat pengunduran diri Joe Biden dari bursa capres AS yang dikutip dari NPR.

Dalam tweet selanjutnya, Joe Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk menjadi calon dari Partai Demokrat. Pengumuman itu muncul setelah banyak anggota Partai Demokrat meminta Joe Biden untuk mundur dari pencalonan setelah penampilan buruknya dalam debat melawan mantan Presiden Donald Trump.

Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan pada Minggu (21/7) bahwa menurutnya, Wakil Presiden Kamala Harris akan lebih mudah dikalahkan dalam pemilu AS 2024 daripada Presiden Joe Biden, yang sebelumnya mengundurkan diri sebagai kandidat dari partainya.

Apakah keputusan Joe Biden untuk mundur dari bursa capres AS dan mendukung Kamala Harris sebagai penggantinya merupakan bagian dari strategi Partai Demokrat?

Pemerhati politik Amerika Serikat Didin Nasirudin kepada Liputan6.com mengatakan bahwa naiknya Kamala Harris dan penurunan posisi Biden dalam taruhan mencerminkan realitas politik terkini di AS. Banyak orang dan kalangan bisnis di AS khawatir dengan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh terpilihnya kembali Trump. “Pada saat yang sama, mereka tidak yakin dengan kemampuan Biden yang kini berusia 81 tahun untuk terus memimpin negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini, sehingga diharapkan akan muncul kandidat lain yang lebih kompetitif untuk melawan Trump,” ujarnya.

“Mengacu pada 42 poling yang dilakukan RealClearPolitics dari September 2023 hingga Juli 2024, Harris hanya unggul dari Trump dalam lima poling. Namun, dari semua poling yang diterbitkan dari tanggal 28 Juni hingga 18 Juli 2024, hasil rata-rata RealClearPolitics menunjukkan bahwa Harris tertinggal -1,9 persen dari Trump secara nasional, sedangkan Biden tertinggal -3,0 persen,” tambah Didin.

Menurut pengamat Hubungan Internasional Suzie Sudarman, majunya Kamala Harris adalah yang paling logis karena beliau adalah wakil presiden. “Hal ini juga lebih mudah karena delegate di konvensi partai adalah untuk Biden-Harris, sehingga dapat mencegah kekacauan karena Harris akan ditantang.”

“Sementara tokoh politik yang berpotensi seperti Gretchen Whitmer, Gavin Newsome, Josh Shapiro, tetap belum menunjukkan minat untuk menantang kandidasi Kamala, Whitmer, dan Shapiro dari negara-negara bagian yang sangat penting dalam pertarungan,” papar Suzie.

Ketika ditanya tentang peluang positif bagi Donald Trump setelah insiden penembakan dan pengunduran diri Joe Biden, Suzie mengatakan, “Trump tetap menjadi calon yang kontroversial karena telah dijatuhi hukuman, menjadi felon pertama yang mencalonkan Presiden.”

Exit mobile version