Kremlin tidak memberikan rincian tentang pembicaraan antara Putin dan Assad, tetapi salah satu topik yang mungkin dibahas adalah tentang pemulihan hubungan diplomatik antara Suriah dan Turki.
Rusia merupakan salah satu pendukung terkuat pemerintahan Assad, namun juga memiliki hubungan dekat dengan Turki dan telah mendorong agar hubungan antara Turki dan Suriah dapat dimulai kembali.
Hubungan antara Turki dan Suriah terputus pada tahun 2011 ketika protes anti-pemerintah dan tindakan kekerasan brutal oleh pasukan keamanan di Suriah berubah menjadi perang saudara yang masih berlangsung hingga saat ini. Turki mendukung kelompok pemberontak Suriah yang ingin menggulingkan Assad dan masih menjaga pasukan di wilayah barat laut yang dikuasai oleh oposisi, yang membuat Damaskus marah.
Pada bulan Desember 2022, menteri pertahanan Turki, Suriah, dan Rusia mengadakan pertemuan di Moskow, merupakan pertemuan tingkat menteri pertama antara Turki dan Suriah sejak tahun 2011. Rusia juga telah menjadi mediator dalam pertemuan antara pejabat Suriah dan Turki tahun lalu.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Assad baru-baru ini menunjukkan minat untuk memulihkan hubungan diplomatik mereka. Awal bulan ini, Erdogan mengatakan bahwa dia telah meminta Assad untuk mengunjungi Turki atau bertemu di negara ketiga.
Pada tanggal 15 Juli, Assad mengatakan kepada wartawan bahwa agar hubungan normal, Turki harus menarik pasukannya dari Suriah utara dan berhenti mendukung kelompok pemberontak yang dianggap oleh Damaskus sebagai “teroris”.
