Seorang anggota senior dari geng Yakuza Jepang terkenal ditangkap atas dugaan mencuri kartu Pokemon di daerah dekat Tokyo pada April 2024. Kasus ini dianggap sebagai contoh geng kriminal Jepang yang berjuang dengan penurunan jumlah anggota dan mulai beralih ke aksi kriminal kecil-kecilan. Menurut liputan dari The Independent, Minggu (9/6/2024), agen polisi yang sebelumnya sibuk menangani ribuan anggota Yakuza sekarang melihat munculnya geng-geng tidak terorganisir yang terlibat dalam kejahatan yang dulunya dominasi oleh Yakuza.
Geng tersebut disebut sebagai Tokuryu, kelompok gangster anonim yang terdiri dari generasi muda yang mahir dalam teknologi dan dipekerjakan untuk tugas-tugas tertentu. Mereka kerap bekerja sama dengan Yakuza, membingungkan batasan antara keduanya dan menyulitkan penyelidikan polisi.
Polisi metropolitan Tokyo tengah menyelidiki enam tersangka berusia 20-30 tahun, sebagian besar tidak saling mengenal, yang diduga dipekerjakan melalui media sosial untuk melakukan kejahatan seperti membunuh, mengangkut, dan membakar mayat pasangan lansia di tepi sungai Nasu, 200 kilometer timur laut Tokyo.
Menurut Taihei Ogawa, mantan penyidik polisi dan analis kejahatan, kejahatan seperti ini dilakukan seperti pekerjaan paruh waktu, dengan tugas-tugas yang dibagi-bagi sehingga sulit bagi polisi untuk melacak instruksi yang berasal dari mana.
Jumlah anggota Yakuza telah menyusut menjadi 20.400 tahun lalu, hanya sepertiga dari jumlahnya dua dekade sebelumnya, menurut Badan Kepolisian Nasional. Penurunan ini dikaitkan dengan undang-undang yang diberlakukan untuk memerangi kejahatan terorganisir, termasuk larangan bagi anggota kelompok terdaftar untuk membuka rekening bank, menyewa apartemen, membeli ponsel, atau asuransi.