Sementara itu, jika latihan dengan China berfokus pada operasi tempur dan interoperabilitas, bukan bidang keamanan non-tradisional seperti pembajakan dan kontraterorisme dan dilakukan di Laut China Selatan yang diperebutkan, hal tersebut “akan menimbulkan tanda bahaya bagi AS dan sekutunya,” lanjut Yaacob.
“Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo harus menyeimbangkan banyak faktor ketika merencanakan latihan dengan China, karena potensi dampaknya bisa besar,” katanya.
AS dan sekutunya, termasuk Korea Selatan, Prancis, dan Jepang, dapat mempertimbangkan kembali keputusan untuk memasok sistem persenjataan canggih kepada Indonesia, tambahnya.
Indonesia, seperti negara-negara Asia Tenggara lainnya, telah melakukan latihan bersama dengan AS dan China.