Sergei menyatakan bahwa perkembangan konflik Rusia-Ukraina saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh negara Barat. Hal ini karena upaya perundingan damai yang dilakukan sejak tahun 2022 terhenti karena pengaruh negara Barat yang membuat Ukraina tidak melanjutkannya.
Rusia menyatakan kesiapan untuk melanjutkan perundingan damai, dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
“Kami sedang mencari putaran perundingan damai lainnya. Kami percaya bahwa kami harus melanjutkan perundingan damai sejak dihentikan pada April 2022,” ujar Sergei.
“Kami juga harus memahami dengan siapa kami akan melakukan perundingan tersebut, karena menurut konstitusi Ukraina, sejak Mei tahun ini, Zelenskyy tidak boleh menjadi presiden sah negara ini.”
Selain itu, Rusia juga harus menarik semua pasukan Ukraina dari wilayahnya jika ingin melanjutkan perundingan damai.
“Artinya, kami harus menarik semua pasukan dari wilayah baru seperti Zaporozhye, Kherson, Donetsk, dan Lugansk. Kami juga harus menghentikan semua pertempuran, menghentikan semua serangan terhadap wilayah Rusia, serta demiliterisasi dan denasionalisasi Ukraina,” paparnya.
Meskipun demikian, Sergei menambahkan bahwa hubungan kedua negara menjadi semakin memanas sejak serangan Ukraina ke wilayah Kursk di Rusia, yang membuat perundingan damai semakin sulit dilakukan.
“Setelah serangan teroris yang sangat biadab ini, kami tidak tahu apakah kami dapat melakukan pembicaraan dengan orang-orang yang menyusun serangan yang sangat mematikan terhadap negara saya,” tambahnya.