Berita  

“Momentum PM Suriah untuk Kestabilan dan Ketenangan”

Pada hari Selasa, perdana menteri sementara Suriah menekankan pentingnya mencapai stabilitas dan ketenangan setelah pemerintahan Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh pemberontak. Mohammed al-Bashir ditunjuk sebagai kepala pemerintahan transisi untuk memimpin negara hingga Maret 2025. Dalam wawancara pertamanya, Bashir mengungkapkan harapannya untuk membawa stabilitas bagi rakyat Suriah yang lelah akibat perang. Meskipun masih ada kekhawatiran tentang masa depan Suriah, dengan ISIS masih aktif dan risiko kekerasan sektarian, para pejabat luar negeri seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa menekankan pentingnya proses politik yang inklusif dan non-sektarian. Meskipun konflik Suriah telah berlangsung selama 14 tahun dan menelan korban sebanyak 500.000 jiwa, harapan akan masa depan yang lebih baik tetap mengemuka dengan upaya rekonstruksi dan perdamaian yang diusung oleh pemerintahan baru. Selain itu, penting untuk mencegah Suriah dari menjadi basis terorisme dan memastikan bahwa hak-hak minoritas dihormati dan aliran bantuan kemanusiaan tersedia. Dengan tantangan yang kompleks di hadapan, Suriah dan komunitas internasional harus bekerja sama untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan menghindari kembali ke skenario mengerikan yang ditemui di negara lain seperti Irak, Libya, dan Afghanistan.

Exit mobile version