Berita  

Pertemuan ASEAN, China & Negara Teluk Bahas Tantangan Global

Kuala Lumpur menjadi tuan rumah pertemuan puncak pertama antara ASEAN, Tiongkok, dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), blok regional yang mencakup Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Dalam pidato pembukaannya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan harapannya bahwa kerjasama antara ketiga kekuatan kawasan ini dapat membentuk masa depan yang lebih terhubung, tangguh, dan makmur bagi generasi mendatang.

Perdana Menteri China Li Qiang juga menegaskan pentingnya pertemuan ini sebagai respons atas tantangan zaman di tengah ketidakpastian geopolitik global. Dalam konteks pergeseran besar dalam tatanan geopolitik dunia, Malaysia dan Tiongkok bersama dengan negara-negara lainnya di kawasan telah mencari langkah-langkah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi regional di tengah dinamika global yang bergejolak.

Sejak kebijakan tarif sepihak yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, negara-negara berkembang telah mulai merencanakan strategi ekonomi baru. Dampak jangka panjang dari kebijakan tersebut mendorong ASEAN dan negara-negara lain untuk mendiversifikasi mitra dagang dan rantai pasokan mereka. ASEAN, khususnya, yang dikenal sebagai penyeimbang antara kekuatan besar, telah mulai menjajaki kerja sama yang lebih luas, termasuk dengan negara-negara Teluk.

Para analis melihat upaya Malaysia dalam memfasilitasi hubungan antara GCC dan Tiongkok sebagai bagian dari strategi diversifikasi ASEAN. Dalam perhelatan KTT ke-43 ASEAN, perhatian masyarakat tertuju pada Xavier, anak Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dan Pangeran Mateen, anak dari Sultan Brunei Darussalam. Mereka menjadi bagian dari dinamika pertemuan penting ini, yang membawa harapan untuk masa depan yang lebih stabil dan progresif bagi kawasan tersebut.

Source link

Exit mobile version