Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Prancis telah mengindikasikan akan mengakui kenegaraan Palestina, namun selalu menekankan bahwa langkah tersebut harus terintegrasi dengan upaya perdamaian yang sudah ada. Pada bulan April, Presiden Macron bahkan menyatakan keinginan untuk mengambil langkah menuju pengakuan resmi Negara Palestina. Namun, hingga saat ini hal tersebut belum terealisasi.
Dengan situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza saat ini, pengakuan resmi terhadap Palestina mungkin akan dianggap sebagai tindakan menentang Israel daripada sebagai langkah menuju perdamaian, menurut Michel Duclos, mantan duta besar dan peneliti di Institut Montaigne. Duclos juga menyebutkan bahwa pengakuan dari Eropa terhadap Palestina dapat mempengaruhi negosiasi antara negara-negara Arab dengan Israel.
Selain itu, kelanjutan kekerasan di Gaza dan Tepi Barat juga sangat tergantung pada keputusan Amerika Serikat, yang merupakan sekutu terdekat Israel dan telah memberikan bantuan militer besar. Hingga saat ini, belum terlihat tanda-tanda bahwa Amerika Serikat siap untuk mengakui Negara Palestina.
Meskipun Prancis telah mengisyaratkan langkah menuju pengakuan, tetap ada banyak faktor dan negosiasi yang harus diselesaikan sebelum langkah ini dapat diwujudkan. Artinya, proses perdamaian di Timur Tengah masih akan melalui banyak tantangan dan upaya lanjutan.
