Berita  

Tantangan Tenaga Kerja Perempuan Tiongkok dalam Krisis Ekonomi

Pasar tenaga kerja di Tiongkok saat ini sedang menghadapi tekanan yang serius, terutama bagi perempuan. Banyak perempuan merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan berkelanjutan setelah melewati usia 35 tahun. Fenomena ini sangat terasa di sektor-sektor seperti industri hiburan, perhotelan, dan korporat di mana kaum muda lebih diutamakan. Hal ini juga mencerminkan masalah struktural yang lebih dalam dalam perekonomian China, seperti meningkatnya pengangguran, penurunan konsumsi, dan kondisi lesu di sektor swasta.

Perusahaan di Tiongkok umumnya lebih memilih tenaga kerja muda terutama di bidang teknologi, keuangan, dan hiburan karena dianggap lebih bersemangat, produktif, dan mudah beradaptasi. Namun, perempuan sering kali menjadi korban diskriminasi usia ini. Selain itu, faktor gender juga memperparah situasi dengan banyak perusahaan enggan merekrut perempuan usia matang karena dianggap berisiko keuangan. Akibatnya, banyak perempuan harus menghadapi kenyataan sulit seperti kehilangan penghasilan dan kesulitan mencari pekerjaan baru.

Dalam situasi ini, banyak perempuan beralih ke sektor gig economy seperti layanan pengiriman makanan sebagai pilihan karier. Namun, pekerjaan ini tidak menjamin stabilitas jangka panjang dan memberikan tekanan fisik yang berat. Sebagian perempuan juga memilih bekerja di sektor hiburan malam untuk mengatasi keterbatasan dalam pasar tenaga kerja. Meskipun banyak tantangan dan risiko, perempuan di Tiongkok terus berjuang untuk bertahan di tengah situasi yang sulit ini.

Source link

Exit mobile version