Untuk pertama kalinya dalam sejarah konflik Irlandia Utara, inspektur internasional telah secara resmi mengkonfirmasi bahwa sejumlah besar senjata milik Tentara Republik Irlandia (IRA) telah disimpan dengan aman. Temuan ini dianggap sebagai langkah signifikan menuju perdamaian yang telah lama dinantikan. Mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari dan mantan Sekjen ANC Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang ditunjuk sebagai inspektur, telah melakukan pemeriksaan dan melaporkan bahwa seluruh persenjataan IRA dan bahan peledak tidak dapat digunakan lagi.
Kedua inspektur ini kemudian bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Downing Street untuk menyampaikan hasil inspeksi mereka. Blair menyambut laporan tersebut dengan optimisme, menyebutnya sebagai langkah yang sangat substansial dalam proses menuju perdamaian abadi. Meskipun ada tantangan politik yang masih dihadapi, Blair mengakui bahwa prospek perdamaian di Irlandia Utara menjadi lebih cerah.
Inspeksi senjata ini merupakan bagian dari kesepakatan yang lebih luas setelah IRA menyetujui pemantauan internasional atas gudang senjata mereka pada bulan Mei. Langkah ini diambil untuk mendukung pengembalian pemerintahan devolusi Irlandia Utara serta pembentukan kembali eksekutif berbagi kekuasaan sesuai dengan Perjanjian Jumat Agung.
Para inspektur berencana melakukan kunjungan berkala ke tempat penyimpanan senjata guna memastikan tidak ada pelanggaran atau penggunaan senjata secara ilegal. Dalam misi ini, diyakini ada tiga lokasi penyimpanan senjata IRA yang telah diperiksa. Sembari itu, kerusuhan dan kekerasan telah melanda beberapa wilayah di Inggris dalam sepekan terakhir, termasuk di Belfast, Irlandia Utara.