Berita  

27 Juni 1994: Serangan Gas Sarin Sekte Aum Shinrikyo di Matsumoto, Jepang

Sarin adalah senyawa organofosfat yang sangat mematikan. Cairan ini tidak berwarna dan tidak berbau, membuatnya sulit dideteksi. Sarin digunakan sebagai senjata kimia karena dampaknya yang ekstrem terhadap saraf manusia. Organisasi kesehatan dunia menyatakan bahwa sarin 26 kali lebih mematikan dari sianida. Sebagai senjata pemusnah massal, sarin dilarang untuk diproduksi dan disimpan berdasarkan Resolusi PBB 687 tahun 1993.

Jika sarin terlepas, cairan akan menguap dan gasnya dapat masuk ke tubuh manusia melalui mata, hidung, atau mulut. Sarin menyerang sistem saraf dan menghentikan saraf otot, bahkan bisa menyebabkan kematian karena otot pernapasan tidak berfungsi. Gejala jika terkena sarin termasuk mual, sakit kepala parah, penglihatan kabur, kejang otot, gangguan pernapasan, dan kehilangan kesadaran.

Sarin pertama kali dikembangkan sebagai pestisida di Jerman pada tahun 1938, kemudian dimanfaatkan sebagai senjata kimia selama Perang Dunia II. Namun, penggunaannya sangat berbahaya sehingga tidak digunakan secara luas. Sarin menjadi terkenal setelah digunakan oleh rezim Saddam Hussein dan Irak pada tahun 1988, menyebabkan ribuan kematian.

Dengan dampaknya yang mematikan, sarin tetap menjadi ancaman serius dalam konflik bersenjata. Memahami karakteristik dan sejarah sarin dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada terhadap bahaya senjata kimia ini.

Source link

Exit mobile version