Pemerintahan Taliban telah menyatakan bahwa mereka menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi mereka terhadap budaya Afghanistan dan hukum Islam. Mullah Akhundzada telah menjadi pemimpin tertinggi Taliban sejak tahun 2016 dan memimpin Imarah Islam Afghanistan sejak pasukan AS pergi pada Agustus 2021. Dia terlibat dalam perang melawan Soviet di Afghanistan pada era 1980-an. Haqqani, rekan dekat Mullah Omar, telah menjadi negosiator Taliban dalam pembicaraan dengan AS pada 2020. ICC memiliki mandat untuk menyelidiki dan mengadili pelanggaran kemanusiaan dan kejahatan perang, tetapi bergantung pada negara anggota untuk penangkapan. Kepala Jaksa ICC menuduh dua pemimpin Taliban bertanggung jawab atas penganiayaan terhadap perempuan dan anak perempuan Afghanistan. Pada Januari, tersiar kabar bahwa akan dikeluarkan surat perintah penangkapan terhadap keduanya. Kementerian Luar Negeri Taliban menanggapi dengan menuduh ICC menutup mata terhadap kejahatan yang dilakukan oleh pasukan asing. Human Rights Watch menyambut baik langkah ICC ini untuk memberikan akses keadilan bagi korban kekerasan di Afghanistan.
Surat Penangkapan Pemimpin Taliban: Penganiayaan terhadap Perempuan dan Anak Perempuan

Read Also
Recommendation for You
Pada malam Festival Pertengahan Musim Gugur, tradisi unik dilakukan oleh para orang tua dan kakek-nenek…
Mayoritas penduduk Afghanistan memandang pendidikan anak perempuan sebagai hal yang sangat penting, meskipun Taliban telah…
Dua grup musik Indonesia, Lomba Sihir dan .Feast, telah dinominasikan dalam kategori Seniman Kreatif Asia…
Saat Stonehenge membutuhkan perawatan, pengunjung terkadang mencuri batu sebagai suvenir, menyebabkan kerusakan pada situs tersebut….
Sebuah proyek tanggul di Filipina menuai kontroversi setelah hampir USD 2 juta uang rakyat dihabiskan…