Berita  

Pria China Raih Gelar Doktor dalam Bidang Pertambangan: Kisah di Lokasi Tambang

Di usia 19 tahun, setelah mengalami kegagalan pada percobaan pertama, ia akhirnya berhasil lulus ujian masuk perguruan tinggi nasional (gaokao) dan diterima di perguruan tinggi vokasi untuk belajar teknik geologi. Perjalanan pendidikannya tidaklah mulus, dengan menghabiskan waktu lebih dari setahun di proyek tambang batu bara Tashan, Provinsi Shanxi, Tiongkok utara saat menjalani studi pascasarjana. Bahkan di jenjang doktoral, ia kembali terjun ke lapangan, kali ini di wilayah terpencil Xinjiang selama setahun penuh.

Ia memuji program bantuan pengentasan kemiskinan dari pemerintah serta dukungan dari para mentor akademiknya sebagai faktor kunci dalam menyelesaikan risetnya. Ia juga tak lupa berterima kasih kepada teman sekamarnya, Zhang Yan, yang pernah memberikan bantuan finansial kepadanya. “Ponsel pertamaku adalah hadiah dari Zhang. Salah satu dari dua celana panjang yang kumiliki dulunya miliknya,” tulisnya.

Saat berusia 27 tahun, ia bertemu dengan kekasihnya. Dalam pengungkapannya, ia juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dari pasangannya. “Dia adalah cahaya dalam hidupku. Kami tumbuh bersama melalui masa-masa sulit,” ujarnya dengan penuh rasa terima kasih.

Ia juga bangga akan kedua orang tuanya. Ayahnya dikenal sebagai sosok yang tidak pernah menyerah, sementara ibunya merupakan figur yang penuh dengan kekuatan dan kelembutan. Penelitiannya di tingkat doktoral berfokus pada mesin pemuat terowongan, alat berat yang digunakan dalam proyek terowongan bawah tanah, proyek air, dan rekayasa daya.

Meskipun menolak untuk mengungkap identitasnya karena alasan pekerjaan, ia berharap kisah hidupnya dapat menginspirasi mahasiswa lainnya. Bulan lalu, ia berhasil meraih gelar doktor dari Beijing University of Technology. Ia mengakhiri tesisnya dengan kalimat yang mencerminkan filosofi hidupnya: “Hati seorang pria tetap sekuat baja sepanjang hidupnya.”

Source link

Exit mobile version