Pada tahun 2005, Perjanjian Helsinki ditandatangani dengan harapan besar bagi Aceh untuk pulih dan berkembang secara ekonomi. Namun, setelah 20 tahun berlalu, banyak aspirasi pembangunan yang belum terwujud sepenuhnya. Meskipun konflik bersenjata telah berakhir, pertumbuhan ekonomi masih jauh dari potensi penuhnya. Menyadari perjalanan yang belum selesai, SBY mengungkapkan bahwa Perjanjian Helsinki bukanlah jaminan otomatis untuk kemakmuran. Evaluasi jujur dan menyeluruh perlu dilakukan untuk meninjau apa yang berhasil, apa yang kurang berhasil, dan langkah apa yang harus diambil ke depan. Generasi muda di Aceh juga perlu merasakan manfaat perdamaian melalui peluang nyata, seperti pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja. Kesempatan ini harus diwujudkan melalui kerja sama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta. Dengan memperkuat tata kelola yang baik dan pembangunan merata, Aceh dapat menjaga perdamaian dan menghindari konflik di masa depan. Sebagai awal dari bab baru, tanggung jawab kita adalah menulis kisah kemajuan yang berkelanjutan untuk Aceh yang lebih sejahtera.
Pesan SBY di HUT 20 Tahun Damai Aceh: Perjanjian Helsinki Bukan Akhir

Read Also
Recommendation for You
Ribuan warga Filipina turun ke jalan dalam aksi demonstrasi menentang korupsi setelah munculnya skandal proyek…
Pada malam Festival Pertengahan Musim Gugur, tradisi unik dilakukan oleh para orang tua dan kakek-nenek…
Mayoritas penduduk Afghanistan memandang pendidikan anak perempuan sebagai hal yang sangat penting, meskipun Taliban telah…
Dua grup musik Indonesia, Lomba Sihir dan .Feast, telah dinominasikan dalam kategori Seniman Kreatif Asia…
Saat Stonehenge membutuhkan perawatan, pengunjung terkadang mencuri batu sebagai suvenir, menyebabkan kerusakan pada situs tersebut….