Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Israel memberikan izin untuk memobilisasi sekitar 60.000 pasukan cadangan dengan tujuan merebut kembali Kota Gaza. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa kekalahan Hamas dan pembebasan semua sandera akan berjalan seiring, namun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Badan kemanusiaan PBB telah mengingatkan bahwa perluasan operasi militer oleh Israel di Kota Gaza akan berdampak mengerikan bagi warga Gaza yang sudah kelelahan. Mediator telah menunggu tanggapan resmi Israel terhadap proposal gencatan senjata terbaru yang telah disetujui oleh Hamas sejak awal pekan.
Sumber dari Palestina menyatakan bahwa kesepakatan baru tersebut melibatkan pembebasan sandera secara bertahap, tetapi Israel menegaskan bahwa kesepakatan apa pun harus memastikan semua tawanan dibebaskan sekaligus. Rencana Israel untuk memperluas konflik dan merebut Kota Gaza telah menimbulkan kecaman internasional serta penentangan di dalam negeri.
Perang di Gaza yang terjadi saat ini bermula dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan kematian 1.219 orang. Dari 251 orang yang disandera dalam serangan tersebut, 49 masih berada di Gaza, termasuk 27 yang diyakini telah tewas menurut militer Israel.
Serangan balasan Israel sejak hari yang sama telah merenggut lebih dari 62.000 nyawa warga Palestina menurut data otoritas kesehatan Gaza. Mayoritas korban adalah warga sipil.