Amerika Serikat telah menyetujui penjualan ribuan rudal Amunisi Serang Jarak Jauh (ERAM) ke Ukraina, demikian seperti dilansir oleh Wall Street Journal (WSJ) pada 23 Agustus 2025 berdasarkan informasi dari dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya. Rudal ERAM ini memiliki jangkauan 241–450 kilometer dan dirancang untuk produksi cepat dengan biaya yang relatif rendah. Sebanyak 3.550 unit rudal ERAM dijadwalkan akan dikirim ke Ukraina dalam enam minggu mendatang.
Pada awalnya, kesepakatan senjata senilai 850 juta dolar AS ini sempat tertunda hingga pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada 15 Agustus, diikuti oleh pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih beberapa hari kemudian.
Di sisi lain, pemerintah Ukraina telah mengajukan proposal pembelian senjata senilai 90 miliar dolar AS dari AS sebagai bagian dari jaminan keamanan. Namun, penggunaan rudal jarak jauh seperti ERAM tetap membutuhkan izin dari Washington terutama jika ditargetkan ke wilayah Rusia. AS telah menerapkan mekanisme peninjauan yang memberikan kekuasaan kepada Menteri Pertahanan Pete Hegseth untuk menghentikan serangan Ukraina ke Rusia dengan menggunakan rudal buatan Amerika.
Kebijakan ini telah efektif membatasi operasi Ukraina, termasuk dalam penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) karena proses persetujuan tingkat tinggi di Departemen Pertahanan telah menghalangi peluncuran ATACMS terhadap target di Rusia sejak akhir musim semi. Rusia mengklaim telah berhasil menghancurkan dua peluncur rudal Patriot buatan AS serta satu stasiun radar dalam serangan terbaru ke fasilitas militer Ukraina, selain juga berhasil mencegat 215 drone dan sembilan bom udara Ukraina.