Berita  

Serangan AS di Karibia Hantam Geng Tren de Aragua Venezuela: 11 Orang Tewas

Presiden Maduro dari Venezuela bersama ibu negara, Cilia Flores, terlihat berjalan di jalanan lingkungan tempat masa kecilnya setelah Trump mengumumkan serangan tersebut. Maduro disebut tengah ‘bermandikan cinta patriotik’ saat berinteraksi dengan para pendukungnya di televisi negara. Meskipun tidak secara langsung menyinggung serangan, Maduro menuduh AS ingin merebut kekayaan Venezuela, termasuk sumber daya minyak dan gas yang melimpah. Di tengah tuduhan tersebut, Maduro menegaskan bahwa Venezuela akan tetap mempertahankan kedaulatannya dan menciptakan perdamaian di negara tersebut.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang juga mengumumkan serangan tersebut dengan Trump, menyerahkan detail operasi tersebut kepada Pentagon. Rubio menjelaskan bahwa kapal yang menjadi target operasi tersebut kemungkinan membawa narkoba yang ditujukan untuk wilayah Karibia. Sebagai pendukung oposisi di Venezuela dan kritikus pemerintah Maduro, Rubio telah lama menyuarakan kekhawatiran terhadap situasi di negara tersebut. Pada tahun 2018, Rubio bahkan menyatakan dukungannya terhadap penggunaan militer AS di Venezuela.

Meskipun Trump dan Rubio tidak secara jelas menyebut kemungkinan operasi di wilayah Venezuela, Rubio menegaskan bahwa AS akan menghadapi kartel narkoba di mana pun mereka berada. Pernyataan Rubio ini menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan tindakan lanjutan terkait Venezuela. Tetapi, dalam konteks serangan yang telah dilakukan, situasi politik dan keamanan di Amerika Latin tetap tegang di tengah upaya menanggulangi masalah narkoba dan mencegah ancaman keamanan di kawasan tersebut.

Source link

Exit mobile version