Studi terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan Denmark meneliti perbedaan respons antara pria dan wanita saat bayi menangis. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian bulan lalu yang mencoba menantang klaim bahwa wanita lebih sering terbangun daripada pria saat bayi menangis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria sama mungkin terbangun seperti wanita, meski ibu cenderung lebih sering bangun untuk menenangkan anaknya.
Para peneliti memperdebatkan alasan di balik perbedaan ini. Christine Parsons, seorang profesor dari Aarhus University, Denmark, yang memimpin penelitian ini, menyebut dua faktor potensial yang mungkin mempengaruhi respons tersebut. Pertama, ibu umumnya mengambil cuti melahirkan lebih awal daripada ayah, sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk belajar menenangkan bayi. Kedua, ketika ibu sedang menyusui, ayah biasanya tetap tidur.
Parsons menekankan bahwa riset terbaru ini memiliki pendekatan yang berbeda dari riset sebelumnya yang lebih fokus pada respons fisiologis orang dewasa terhadap tangisan bayi. Menurutnya, hasil penelitian ini cukup inovatif. Ia juga menambahkan bahwa perbedaan antara pria dan wanita dalam respons terhadap tangisan bayi ternyata tidak sejelas yang banyak diasumsikan orang.
“Orang sering beranggapan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam respons terhadap tangisan bayi. Namun, penelitian ini mencoba menguji asumsi tersebut dan tidak menemukan bukti yang mendukung perbedaan tersebut,” ungkap Parsons. Ia juga menyatakan bahwa respons antara pria dan wanita tampaknya sangat mirip satu sama lain.
