Berita  

Pakta Pertahanan Arab Saudi-Pakistan: Simbolisme Tanpa Perubahan Strategis

Pada 17 September 2025, Arab Saudi dan Pakistan resmi menandatangani Perjanjian Pertahanan Bersama Strategis di Riyadh selama kunjungan negara Perdana Menteri Shehbaz Sharif. Isi perjanjian tersebut menegaskan bahwa setiap tindakan agresi terhadap salah satu pihak akan dianggap sebagai serangan terhadap keduanya. Media internasional langsung menyoroti pakta ini sebagai langkah geopolitik yang signifikan. Namun, menurut Michael Arizanti, seorang pakar urusan Timur Tengah, makna perjanjian ini lebih bersifat simbolis daripada strategis.

Bagi Arab Saudi, perjanjian ini merupakan upaya untuk memperkuat citra pertahanan mereka di wilayah yang penuh gejolak, sedangkan bagi Pakistan, hal ini dianggap sebagai kesempatan untuk mendapatkan sorotan global di tengah krisis domestik yang sedang mereka hadapi. Meskipun Arab Saudi menghadapi berbagai ancaman selama dua dekade terakhir, termasuk perang proksi di Yaman dan serangan rudal serta drone dari kelompok-kelompok lawan yang didukung oleh negara-negara tetangga, kekuatan militer mereka masih sangat bergantung pada dukungan Amerika Serikat dan sekutunya.

Meskipun perjanjian dengan Pakistan menambah solidaritas simbolis berbasis Islam, pembelaan utama Arab Saudi tetap berada di tangan negara-negara Barat. Hal ini terlihat dari kontrak senjata bernilai miliaran dolar yang mereka miliki, termasuk jet tempur, sistem pertahanan rudal, hingga tank dan pesawat tempur. Meskipun pernyataan keras tentang potensi balasan terhadap setiap agresi terdengar ofensif, konteksnya lebih pada pencegahan konflik daripada eskalasi. Dengan demikian, perjanjian ini bersifat lebih simbolis dan memperkuat kedekatan antara kedua negara daripada mengubah strategi pertahanan masing-masing.

Source link

Exit mobile version