Korea Utara terlibat dalam penelitian kolaboratif lintas negara mengenai kecerdasan buatan dengan akademisi di AS, China, dan Korea Selatan. Meskipun berada di bawah sanksi, negara tersebut menunjukkan komitmen yang substansial untuk mengejar kemajuan dalam perlombaan AI, dengan bantuan China yang memegang peran dominan dalam bidang tersebut.
Selain keterlibatan dengan China, Pyongyang di bawah Kim Jong Un juga tengah memperkuat hubungan dengan Rusia. Tahun lalu, Kim dan Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menandatangani perjanjian pertahanan bersama yang menimbulkan kekhawatiran di Barat.
Sebuah lembaga pemikir Jerman melaporkan bahwa Korea Utara telah memberikan bantuan berupa senjata senilai hampir USD 10 miliar kepada Rusia, sementara hanya menerima sejumlah kecil dana sebagai imbalan. Bantuan yang diberikan oleh Rusia meliputi pasokan makanan, bahan bakar, sistem pertahanan udara, dan kemungkinan pengiriman pesawat tempur kepada Korea Utara.
Dalam laporan terbaru, DIA menyatakan bahwa Korea Utara saat ini berada dalam posisi strategis terkuat dalam beberapa dekade. Negara tersebut memiliki kemampuan militer yang dapat mengancam pasukan AS dan sekutu di Asia Timur Laut, serta terus meningkatkan kemampuannya untuk menargetkan AS secara langsung.